JellyPages.com

Tuesday, July 26, 2011

My Mom's PTK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bumi merupakan tempat hidup untuk semua makhluk hidup. Tempat hidup di bumi ini bermacam-macam keadaan lingkungannya. Misalnya, pegunungan, pantai, gurun, dataran rendah, dan lautan. Keadaan lingkungan tempat makhluk hidup dipengaruhi pula oleh adanya siang, malam, dan musim.
Setiap makhluk hidup mempunyai cara adaptasi yang berlainan. Setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan, memiliki ciri khusus. Setiap makhluk hidup telah dibekali kemampuan beradaptasi oleh Tuhan.
Setiap kelebihan yang dimiliki makhluk hidup digunakan oleh makhluk hidup agar dapat tetap hidup di bumi ini. Hewan dan tumbuhan juga memilikinya. Keistimewaan makhluk hidup tersebut kita kenal dengan ciri khusus.
Kemampuan beradaptasi itu berguna untuk mempertahankan hidupnya. Cara beradaptasi setiap makhluk hidup berbeda-beda. Ada yang beradaptasi secara morfologis, sosiologis, dan tingkah laku. Ciri khusus makhluk hidup berhubungan erat dengan cara adaptasi mereka.
Berdasarkan hasil pemantauan penulis selaku guru, selama ini banyak siswa yang tidak focus dan pasif dalam mengikuti pelajaran. Oleh sebab itu, penulis sangat tertarik utuk menggunakan metode Picture and Picture untuk meningkatkan konsentrasi, motivasi serta hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA kelas VI SDN. 004 Sangatta Utara.

B.     Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka rumusan tersebut ialah : “Apakah metode Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VI SDN. 004 Sangatta Utara?”

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari adanya Penelitan Tindakan Kelas ini ialah untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas VI SDN. 004 Sangatta Utara mengenai pokok bahasan Ciri-Ciri Khusus Mahluk Hidup.

D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1)      Siswa
Agar siswa lebih aktif dan lebih berkonsentrasi serta sebagai motivator dalam pembelajaran IPA dengan mengikuti metode Picture and Picture demi mencapai hasil belajar yang memuaskan
2)      Guru
     Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan guru. Khususnya bidang studi IPA untuk menerapkan metode Picture and Picture agar bisa mencerdaskan bangsa Indonesia.
3)      Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi model pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran.
                                                                            
                                                                          BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Nurhadi (2004:112), Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif diwujudkan pada kerja kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa manfaat antara lain :
a). Dapat memotifasi siswa terlibat secara aktif dalam belajar dan berpartisifasi lebih bebas.

b). Memungkinkan guru memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kebutuhan dan minat kepada siswa
c). Memberikan kemudahan untuk mencapai tujuan-tujuan social di sekolah (Suparno, 1997).

Tim-tim terdiri dari empat atau lima siswa mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademika, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah mempersiapkan anggotanya untuk bias mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membadingkan lawan, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream.
Skor yang didapatkan dibandingkan dengan rata-rat skor yang lalu dan pemberian poin berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui prestasi yang lalu, poin setiap anggota tim dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai criteria tertentu diberikan penghargaan.
Tahap-tahap dalam pembelajaran STAD antara lain : Presentasi kelas, pembentukan kelompok kerja, bekerja dalam kelompok, validsi, penghargaan tim, dan yang terakhir adalah kuis individu.

B.    
8
Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi orang bergantung pada kekuatan motifnya. Motif yang dimaksud dalam uraian ini adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak hati dalam diri individu (Hersey, Blanchard dan Johnson, 1996), dengan kata lain sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu, atau sekurang-kurangnya mengembangkan tertentu (Hodgetts,1996).
Motivasi keberhasilan ialah kombinasi dari tiga faktor yaitu keberhasilan pendidikan, keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan pengalaman sukses/gagal dalam pelaksanaan tugas. Dalam motivasi keberhasilan ada enam kondisi eksperimen yaitu kondisi santai,netral, orientasi pada keberhasilan, sukses, gagal dan sukses gagal (McClelland,1976).
Sementara itu, motivasi ekstrinsik dalam dunia pendidikan dapat dilakukan oleh guru. Guru harus mengambil keputusan tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana menyajikan pelajaran dan bagaimana menentukan cara pengajaran agar siswa mengerti apa yang diajarkan dan mampu menerapkan dalam kehidupan nyata (Brohpy,1990). Dorongan eksternal dari guru sangat penting bagi seseorang untuk mencapai keberhasilan belajar.
Sedangkan teori motivasi intrinsik menjelaskan kesadaran tentang keingintahuan, memahami lingkungan, kesadaran eksistensi diri dan kesadaran tentang merealisasikan kemampuan. Teori ketidakcocokan kognitif menjelaskan ketegangan yang muncul pada saat manusia sadar adanya ketidakcocokan antara dua atau beberapa pengertian seperti persepsi-persepsi, sikap atau keyakinan. Teori motivasi keberhasilan ini menyelaraskan tentang pencapaian tujuan yang mengandung tiga faktor yaitu motif keberhasilan, kemungkinan keberhasilan dan nilai keberhasilan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi keberhasilan adalah dorongan untuk memenuhi keinginan yang mempengaruhi perilaku individu untuk melakukan aktivitas dengan cara lebih baik untuk mencapai tujuan.
Dengan pemahaman tersebut maka dapat dikemukakan aspek-aspek yang terkandung dalam motivasi keberhasilan sebagai berikut : (1) cenderung bertanggung jawab, (2) senang membahas kasus yang menantang, (3) menginginkan prestasi belajar yang lebih baik, (4) suka memecahkan masalah, (5) senang menerima umpan balik atas hasil karyannya, (6) senang berkompetisi untuk mencapai hasil belajar terbaik (7) senang membahas kasus-kasus sulit, dan (8) melakukan segala sesuatu dengan cara yang lebih baik dibandingkan dengan temannya.
Upaya untuk meningkatkan motivasi dapat dilakukan dengan cara:
a.       Menumbuhkan motivasi yang muncul dari dalam diri siswa.
1) Meningkatkan dorongan internal dan dorongan eksternal.
Dorongan internal berupa hati nurani, keinginan, keyakinan dan upaya keras.Sedangkan dorongan eksternal berupa pengaruh lingkungan luar dan ekspektasi,
2) Membangkitkan hati nurani untuk membangkitkan dorongan untuk
     belajar,
3) Meningkatkan keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar dengan
    cara guru menjelaskan bahwa melalui belajar yang sungguh-sungguh
    merupakan salah satu sarana menuju pemahaman yang total mengenai
    materi bahasan dan,
4) Meningkatkan keyakinan siswa tentang manfaat belajar.
b.      Menjelaskan tujuan dan proses belajar kepada siswa, sehingga siswa
menyadari bahwa belajar sungguh-sungguh tersebut sesuai dengan
kebutuhannya dan akan memberikan manfaat.
c.       Materi belajar perlu disempurnakan dan diselaraskan dengan  perkembangan ilmu yang dibahas yang selalu berkembang dan bervariasi.
d.      Metode belajar perlu disempurnakan dengan memberikan ruang gerak lebih luas bagi siswa agar dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik dan tepat. Metode belajar yang tepat untuk keperluan tersebut adalah metode partisipatif. Siswa diberikan kesempatan untuk berperan serta secara aktif dalam belajar. Hal tersebut merupakan pemberdayaan siswa, menghilangkan sifat ketergantungan, dan menumbuhkan rasa percaya diri.
e.       Memperkenalkan teknologi terapan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan dan secara bertahap ditingkatkan.
f.       Memberikan tantangan lebih besar untuk meningkatkan daya usaha dan kinerja siswa sehingga terdorong dan teransang untuk menghadapi tantangan tersebut. Dengan demikian dapat memacu motivasinya dalam mengatasi masalah/tantangan dengan lebih baik.
g.      Memberikan beban tanggung jawab kepada siswa sehingga akan memaksa siswa untuk berbuat sebaik mungkin yang bisa dilakukan.
h.      Menghilangkan ketergantungan kepada guru. Siswa harus dilatih untuk mampu mandiri dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalahnya sendiri, sekaligus mendorong motivasinya.
i.        Menghidupkan suasana kompetitif yang sehat di antara para siswa, sehingga mereka bersaing untuk mendapatkan prestasi terbaik dan meningkatkan kompetensinya.
j.        Memberikan penghargaan dan rangsangan kepada mereka yang berhasil, agar orang mau berusaha lebih keras lagi. Kepada mereka yang motivasi dan kinerjanya rendah perlu didorong untuk mengejar ketertinggalannya.

C.    Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu ‘’hasil’’ dan ‘’belajar’’.
Pengertian hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan  manusia berubah dalam setiap dan tingkah lakunya (Winkel, 1996:51). Oleh karenanya, tes hasil belajar sebagai alat untuk mengukur hasil belajar harus mengukur apa yang didapat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan struksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku (Zainal dan Nasution, 1996:28).
Pemberian tekanan penguasaan materi akibat perubahan dalam diri siswa setelah belajar, yang mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di tetapkan (Soedijarto, 1993:49).
Jadi hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai tujuan pendidikan (Purwanto, 2008)
Setiap proses pembelajaran hendanya dapat diukur tingkat keberhasilannya/hasil belajarnya disampirng diukur dari segi prosesnya. Menurut Howard Kingsley (1989), membagi tiga macam hasil belajar, yakni :
a.       Ketrampilan  dan kebiasaan
b.      Pengetahuan dan pengertian
c.       Sikap dan cita-cita
Sedangkan Gagne (1985) mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar. Yakni :
a.       Informasi verbal
b.      Ketrampilan intelektual
c.       Strategi kognitif
d.      Sikap
Berbeda dengan kedua penerapan kedua tersebut diatas, Benyamin Bloom mengemukakan bahwa tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat diklarifikasikan menjadi tiga bidang yakni:
a.       Ranah Kognitif
b.      Ranah efektif
c.       Ranah psikomotorik




D.    Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
1.      Perencanaan
Tujuan utama dari pengajaran STAD adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal, dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas.
Penyajian tersebut mencakup pembukuan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
2.      Tindakan
Meyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tau siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata atau cara lain.
Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran terebut
Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak
3.      Pengamatan
Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok
Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan.
Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah
Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya
4.      Refleksi
Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan
Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyesuaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
E.     Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah mengusai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, konsep atau menjawab pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1.      Mintalah anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka bersama-sama dan pindah ke meja kelompok
2.      Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok
3.      Bagikan lembar kegiatan kepada siswa
4.      Serahkan pada siswa

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.      Rancangan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti memilih langkah-langkah  model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli dari Wilf Carr yang pertama kali menggalakkan istilah penelitian tindakan pendidikan. Dalam pelaksanaannya Kemmis menggunakan sistem spiral (Spiral Taggart) dengan tindakan awal berupa refleksi diri yang dimulai dengan rencana, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar bagi suatu rancangan pemecahan permasalahan dalam pelaksanaan penelitian tindakan. Satu rangkaian kegiatan tersebut disebut dengan siklus yang selalu berulang  dan akan berakhir jika peneliti merasa bahwa permasalahan yang ada telah dapat diatasi dan terjadi perkembangan yang signifikan terhadap tindakan yang dikenakan. 
Metode penelitiannya mengikuti prinsip-prinsip penelitian tindakan yang terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi yang memuat pencatatan, perekaman, dan interview serta refleksi. Keempat tahapan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan tahap refleksi. Jadi bentuk tindakan dalam penelitian ini adalah sikus tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan mengajarkan  kompetensi dasar menarasikan wawancara.

 Rancangan penelitian selengkapnya pada diagram berikut.

scan materi s2
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada bulan            menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Class room action research) dengan perencanaan menggunakan 2 siklus dengan mengambil lokasi di SD Negeri 004 Sengatta Utara dengan pertimbangan: Pertama, peneliti mendapatkan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian karena penelitian merupakan staf pengajar di SD Negeri 004 Sengatta Utara. Kedua, Adanya ikatan batin yang baik antara peneliti dengan seluruh warga sekolah.

C. Subyek dan Obyek Penelitian
           Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 004 Sengatta Utara tahun ajaran 2010/2011. Guru yang terlibat dalam penelitian ini ada dua yaitu peneliti selaku guru dan Bapak Paulus selaku Observen pada saat peneliti melaksanakan PTK.

D. Teknik Pengumpulan Data
              Teknik pengumpulan data yang digunakan penbeliti sebagai berikut:
1.                  Untuk melihat pelaksanaan pendekatan pembelajaran kooperatif type STAD dengan menggunakan lembar observasi.
2.                  Untuk melihat motivasi bertanya siswa setelah diterapkan pendekatan       pembelajaran kooperatif type STAD dengan lembar observasi
3.                   Untuk melihat hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kooperatif type STAD dengan tes tertulis
E. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah  mengacu pada langkah analisis data Miles dan Huberman, yang merupakan analisis data kualitatif yang merupakan upaya berlanjut, berulang, dan terus menerus yang meliputi 3 (tiga) hal utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Proses tersebut merupakan suatu proses yang saling berkesinambungan dan dilakukan pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data. Dalam hal ini, ada 3 (tiga) jenis kegiatan analisis data dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif. Pada penelitian ini model analisis datanya tampak dalam bagan berikut:
 






Gambar 4 : Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif
(Miles & Huberman, 200:20)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelompokan kategori-kategori atau komponen tertentu yang menjadi pusat perhatian peneliti. Dalam hal ini pengelompokan tersebut meliputi : 1. 
 1.   Pelaksanaan pembelajaran kooperatif type STAD,
2.  Motivasi bertanya siswa
3.  Hasil belajar siswa, sebagai berikut:
(1) Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif type STAD . Komponen pelaksanaan pembelajaran kooperatif type STAD, meliputi :
  1. Kelancaran Pelaksanaan Pembelajaran: ditandai dengan suasana kelas yang mendukung guru menjelaskan materi yang akan dipelajari,  adanya perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru, penjelasan tentang langkah-langkah siswa dalam menyelesaikan tugas, penjelasan tentang presentasi kelompok-kelompok pakar, dan penjelasan tentang kriteria penilaian yang akan dilakukan.
  2. Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran: ditandai dengan banyaknya siswa  yang bertanya tentang materi yang akan dipelajari, antusias siswa dalam membentuk kelompok-kelompok kecil, memilih nama kelompok, memilih ketua kelompok, memilih topik yang akan dibahas, kesepakatan untuk mencari sumber-sumber belajar, kesepakatan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok.
  3. Kerjasama Dan Ketergantungan Siswa: ditandai dengan adanya saling mengingatkan antar anggota kelompok yang belum selesai mengerjakan tugasnya, membantu mengerjakan tugasnya, menyelesaikan tugas akhir secara bersama-sama.
  4. Kegembiraan dalam Belajar : ditandai dengan adanya rasa senang siswa dalam membentuk kelompok, siswa antusias dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, siswa antusias dalam mencari sumber belajar, mengkonsultasikan hal-hal yang berkaitan dengan tugasnya tidak terbatas pada saat jam pelajaran IPA berlangsung.
  5. Keaktifan Siswa Dalam Belajar : ditandai dengan adanya kehadiran siswa dalam kelas tepat waktu, kerajinan siswa hadir pada setiap pertemuan, kesungguhan siswa dalam menyelesaikan tugasnya.





R e t �8 �H� o-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo1; tab-stops:list .25in'>E.     Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah mengusai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, konsep atau menjawab pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1.      Mintalah anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka bersama-sama dan pindah ke meja kelompok
2.      Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok
3.      Bagikan lembar kegiatan kepada siswa
4.      Serahkan pada siswa

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Djamarah & Zaini. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Renika Cipta, Jakarta
Hariyanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Erlangga
Kusnandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Panduan Skripsi.blogspot.com. pengertian keaktifan belajar siswa. Diakses pada bulan Juli 2011
Sudjana N. 2002. Penilaian dan Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sulistyanto Heri,dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas VI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan. Jakarta




0 Your ComeNt Here: